Rabu, 03 September 2008

Tafsir At Taubah Ayat 29


Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk."

(QS. At Taubah: 28-29)

Tafsir Ibnu Katsir
Allah Tabaroka wa Ta’ala menyuruh kaum mukminin yang suci baik secara dien maupun dzatnya untuk menyingkirkan orang-orang musyrik yang secara dien mereka adalah orang–orang yang Najis, dari masjidil haram supaya tidak mendekatinya lagi setelah turun ayat ini. Ayat ini turun pada tahun ke sembilan dari hijrah, oleh karena itu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menyuruh Ali radliyallahu 'anhu untuk menyertai Abu Bakar radliyallahu 'anhu pada tahun itu untuk mengumumkan kepada kaum musyrikin supaya mereka tidak berhaji dan bertawaf dalam keadaan telanjang, maka Allah Ta’ala sempurnakan dan menetapkan hukum kepada mereka secara jelas.

Abdurrozak berkata; mengabarkan kepada kami Ibnu Jariz mengabarkan kepadaku Abu Jubair bahwasanya dia mendengar Jabir bin Abdulloh berkata tentang Qs Attaubah: 28, Kecuali jika orang musyrik menjadi seorang budak dan ahludimmah. Sudah diriwayatkan dari riwayat yang lain secara marfu' bahwa Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir radliyallahu 'anhu bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam;
"Tidak boleh orang musyrik masuk ke masjid kami setelah tahun ini kecuali ahluddzimah dan para budak mereka."

Berkata imam Abu Amru Al Auza’I, "Umar Bin Abdul Azis radliyallahu 'anhu menulis surat untuk melarang orang Yahudi dan Nasroni untuk memasuki masjid-masjid kaum muslimin dengan disertakan dalil Qs At taubah :28."

Imam Atho' mengatakan yang dimaksud Al Harom adalah semua masjid berdasarkan dalil di atas. Ayat di atas juga sebagai dalil bahwa orang musyrik mereka najis, menurut jumhur yang najis bukan badan dan dzatnya karena Allah menghalalkan sembelihan mereka, sedangkan orang dhahiriyah mengatakan bahwa mereka najis badannya

Berkata Asyast dari Al Hasan barangsiapa berjabat tangan dengan mereka maka hendaknya berwudlu, diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Muhammad bin Ishak berkata, "Setelah turun perintah di atas manusia merasa takut dan berkata, "Kalau kami mengusir mereka maka pasar akan sepi perniagaan akan berhenti dan kami akan kehilangan teman-teman." Maka turunlah ayat

From ramadhan

ketika kaum muslimin menghawatirkan atas kehilangan sumber penghasilan akibat mengusir orang-orang musyrik maka Allah menjanjikan dengan jizyah yang akan diambil dari mereka yang jauh lebih banyak dan lebih baik di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala.

Ketika mereka Ahlul kitab mengkufuri Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, maka tidak tersisa sedikitpun keimanan yang benar dari mereka kepada seorangpun dari para nabi yang datang kepada mereka. Akan tetapi mereka mengikuti pendapat, hawa nafsu dan nenek moyang mereka yang menyelisihi syariat. Sebab kalau seandainya mereka beriman dengan apa yang ada pada mereka (taurot dan injil) dengan benar niscaya hal itu akan menuntun mereka untuk beriman kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, karena semua nabi dikabari dan diperintah untuk mengikutinya.

Maka ketika datang kepada mereka Rasulullah sebagai rasul yang paling mulia, mereka tidak beriman sehingga diketahui kalau mereka tidak berpegang teguh kepada syariat nabi terdahulu karena itu dari sisi Allah Ta’ala. Akan tetapi sikap seperti itu karena hawa nafsu dan keingkaran mereka, oleh karena itu tidak bermanfaat bagi mereka keimanan kepada nabi yang lain jika mereka mengingkari kepada penghulu para nabi yang paling mulia, nabi terakhir dan risalahnya yang paling sempurna.

Oleh karena itu maka turunlah ayat Qs Attaubah: 29. Ayat ini adalah ayat pertama yang turun memerintahkan untuk memerangi ahlul kitab setelah jelas urusan kaum musyrikin dan manusia masuk kedalam islam dengan berbondong-bondong dan tegaknya jazirah arab di atas islam, maka Allah Ta’ala memerintah untuk memerangi Ahlul kitab yahudi dan nasroni pada tahun 9 H, oleh karena itu Rasulullah mempersiapkan pasukan dan menyerukan kepada seluruh Arab untuk memerangi orang-orang Romawi, sehingga berkumpul 30000 personil kecuali orang-orang munafik tidak bisa ikut dari madinah dan sekitarnya karena pada saat itu adalah masa paceklik, kemarau yang sangat panas, maka keluarlah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menuju Syam kemudian sampai di Tabuk dan membangun kamp dekat sumber air selama 20 hari kemudian Rasulullah beristiharoh untuk kembali karena keadaan yang sempit dan lemahnya pasukan.

Ayat ini pula dijadikan dalil oleh sebagian ulama bahwa jizyah dikenakan kepada Ahlul kitab saja, sedangkan selain mereka ditawari masuk islam atau diperangi.

Berkata Imam Malik, "boleh jizyah dikenakan kepada seluruh orang kafir baik ahlul kitab, majusi dan wasani."
Sedangkan maksud ayat

From ramadhan

Maksudnya jika mereka tidak mau masuk islam maka mereka diperangi sampai mereka mau membayar jizyah dalam keadaan terpaksa kalah dan lemah terhina oleh karena itu tidak boleh memuliakan ahlu dimmah dan mendahulukan di atas kaum muslimin tapi sebaliknya mereka orang-orang lemah dan terhina, sebagaimana hadist dalam shohih Muslim Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah memulai salam kepada yahudi dan nasroni ahluddimmah, dan jika kalian menjumpai mereka di jalan maka pepetlah sampai ke tempat yang paling sempit."

From ramadhan

Oleh karena itu Amirul Mu’minin Umar bin Alkhottob radliyallahu 'anhu mensyaratkan bagi ahluddimmah dengan syarat yang banyak sebagai bentuk merendahkan dan menghinakan mereka sebagai mana diriwayatkan oleh para ulama hadist dari Abdurrohman bin Gonim Alass’ary diantaranya, "Bismillahirohmanirrohiim ini adalah surat dari hamba Alloh Ta’ala Umar amirul mukminin untuk kaum nasroni Madinah, ketika kalian datang kepada kami maka kami minta kepada kalian supaya jangan mengganggu jiwa kami, rumah kami, harta kami dan kaum muslimin, dan kamipun menentukan syarat kepada kalian untuk tidak membuat rumah, gereja, biara rahib, tidak boleh memperbaiki yang sudah rusak dan roboh dari bangunan tadi dan menghidupkannya lagi di daerah kami dan sekitarnya, tidak boleh melarang singgah kepada kaum muslimin di gereja baik siang atau malam, tidak boleh menenteng senjata, tidak boleh menjual khomer, dan lain – lain”.
Tidak lain Amirul mu’minin Umar bin khottob memberi sarat-sarat di atas melainkan untuk menjadikan mereka kecil, terhina dan terpojok.

Kesimpulan :
Sangat sempurna syariat Alloh Ta’ala tidak ada yang tecantum kecuali benar dan tepat sepanjang zaman, menyimpang dari syariatnya adalah kesesatan yang sangat nyata dan kerugian yang besar, Alloh perintahkan kaum muslimin untuk mencari kemuliaan dari sisi Robnya dan melarang mencari kemuliaan dari sisi orang-orang kafir karena sesungguhnya kemuliaan hanya milik Allah semata, pemahaman yang benar tentang kekafiran ahlil kitab kepada Allah dan Rasulullah akan mendorong kesiapan untuk memerangi mereka, barokah yang besar jika kaum muslimin mengamalkan ayat ini. wallohu a’lamu bissowab.

(NuH)


0 komentar:

 
.