Senin, 02 Maret 2009

Ghulul, mencuri ghanimah atau fai’ baik sedikit atau banyak hukumnya haram


Ghulul, mencuri ghanimah atau fai’ baik sedikit atau banyak hukumnya haram. Demikian menurut kepakatan para ulama.

Ghulul

Ghulul adalah mengambil secara diam-diam ghanimah atau fai’ yang belum dibagikan kepada para pasukan dan belum boleh dimanfaatkan.

Para ulama Fikih sepakat, pemimpin berhak menghukum orang yang melakukan ghulul baik dengan penderaan, tahanan atau apapun yang dipandang sesuai sebagai hukumannya dan peringatan bagi yang lainnya.

Dan jumhur berpendapat tidak boleh membakar bekal dan barang bawaannya.

Para ulama Fikih sepakat, bagi seprang mujahid boleh menggunakan senjata dari ghanimah yang belum dibagi bila dibutuhkan untuk menggunakannya dalam memerangi musuh. Namun setelah digunakan tetap harus dikembalikan untuk kemudian dibagikan bersama ghanimah lainnya.

Para ulama sepakat, boleh memakan dari ghanimah sesuai kebutuhan.

Tidak diperselisihkan bahwa menjual senjata kepada musuh hukumnya haram. Sedang membelinya boleh.

Para ulama Fikih sepakat, hukum riba haram. Meski dilakukan seorang mujahid dengan kafir harbi, yang boleh diperangi. Baik dalam kawasan darul harb, kawasan perang atau selainnya.

Seorang mujahid wajib membuat wasiat mengenai hak-hak yang wajib ia tunaikan. Seperti zakat, kafarat, hutang, atau titipan. Demikian menurut kesepakatan para ulama.

Seorang mujahid dianjurkan untuk berwasiat sebelum keberangkatannya ke medan jihad untuk beramal baik. Dan menulis wasiat tersebut serta disaksikan oleh saksi, karena yang demikian lebih terjaga.

Seorang mujahi tidak boleh mewasiatkan lebih dari sepertiga hartanya bila ia meninggalkan ahli waris. Kecuali para ahli waris membolehkannya. Dan bila ia tidak meninggalkan ahli waris seorang pun, boleh mewasiatkan lebih dari sepertiga.




0 komentar:

 
.