Kamis, 12 Juni 2008

Syaikh Mujahid Abu ‘Umar As Saif rahimahullah


Syaikh Mujahid Abu ‘Umar As Saif rahimahullah

Nama lengkapnya Muhammad bin 'Abdullah bin Saif At-Tamimi. Dibesarkan di propinsi Al-Qashim Kerajaan Saudi Arabia. Sebelumnya pernah menimba ilmu dari para ulama kaliber di Saudi Arabia, semisal “ Saikh Muhammad Shalih Al-’Utsaimin.

Sebelum masuk dalam kancah jihad di Chechnya, kehidupan jihadnya di mulai di Afghanistan, dengan mengikuti pelatihan militer di sana. Kemudian beliau pindah ke Chechnya pada tahun 1417 H bertempat di kamp militer Panglima Khatthab rahimahullâh, dan berjihad di bawah komando Panglima Khatthab rahimahullâh pada permulaan terjadinya perang melawan Rusia.

Setelah hengkangnya pasukan Rusia pada perang pertama dari bumi Chechnya dan dibarengi berdirinya Negara Chechnya, para petinggi Chechnya berkeinginan kuat untuk menerapkan syariat Islam. Lalu diangkatlah Syaikh Abu Umar As-Saif untuk mengawasi dan membimbing perjalanan dan pembelajaran calon hakim agama. Maka dari itu didirikanlah Sekolah Tinggi Hukum Agama Islam, dan kedua Sekolah Tinggi Penegak Syariat di kota Guderrnes, di kemudian harinya meluluskan beberapa hakim dan pelajar terbaik.

kernudian pada tahun 1420 H, pasukan Rusia kembali melakukan agresi ke Chechnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Syaikh Abu Umar As-Saif untuk rnenghunuskan senjatanya dan bergabung ke dalam barisan mujahidin. Beliau tidak hanya menjadi penasehat dan penggerak semangat jihad para mujahid, bahkan nasehat dan dorongan yang disampaikannya itu ikut mendarah daging dalam tubuhnya untuk terjun langsung ke kancah jihad bersama mujahidin lainnya.

Tidak sekali beliau terluka dalam peperangan melawan Rusia, bahkan tidak terhitung luka yang dialaminya ketika terjadi konfrontasi bersama pasukan Rusia. Bahkan tidak sedikit adanya usaha dari pihak Rusia untuk bisa membunuh beliau secara tiba-tiba selama perjalanan jihad beliau di Chechnya.

Tapi kesibukan beliau di kancah perang dalam memanggul senjata tidak menjadikannya lalai untuk menyebarkan ilmu syar’i di tengah-tengah masyarakat bahkan sampai pada kondisi sesulit dan separah apapun yang dihadapinya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan beliau dalam mendirikan Ma’had Imam Syafi’i, dan kedua Ma’had Al-Hisbah, itu diluar kesibukan beliau dalam mengadakan dan mengisi diklat-diklat ilmu syar’i di berbagai daerah di Chechnya, untuk kalangan laki-laki dan perempuan. Hal ini memberikan dampak positif dalam membentuk daya paham masyarakat awam Islam yang ada di Chechnya—khususnya bagi para mujahidin—terhadap perkara-perkara dienul Islam, yang juga menjadi target Rusia dengan pelbagai cara dan metode yang sangat mengerikan untuk menjauhkan masyarakat awam Islam di Chechnya dan ajaran-ajaran Islam.

Rupanya tidak cukup bagi Syaikh Abu Umar As-Saif rahimahullâh kalau hanya berkecimpung dalam jihad menggunakan lisan, pena dan senjatanya saja, lebih dan itu beliau juga berjihad dengan harta. Ini terbukti dengan adanya usaha beliau dalam mendirikan Yayasan Al Huda yang mengampu peranan sangat besar dalam menampung dan membiayai keluarga mujahidin yang ditinggal mati syahid ataupun ditawan oleh pihak Rusia, atau rakyat yang sangat memerlukan bantuan, dan bahkan merogoh koceknya sendiri untuk beliau infakkan, Ketika ada salah seorang mujahidin yang tertawan pihak Rusia, beliau sendiri yang menebusnya dalam jumlah 10.000 US Dollar.

Selain itu semua, beliau juga masuk dalam jajaran atas para pendiri Majelis Syura Militer Mujahidin Chechnya.

Perhatian beliau terhadap mujahidin, tidak hanya terbatas pada masalah-masalah mujahidin yang ada di Chechnya saja, tapi diberikannya ke setiap tempat bumi jihad. Seperti di Irak beliau. pernah berjihad langsung di sana, dan begitu juga di tanah jazirah Arab yang pernah mendapatkan siraman rohani yang sangat baik dari arahan-arahan dan nasehat-nasehat beliau.

Beliau menjumpai syahidnya pada bulan Syawal 1426 hijriyah bersama isterinya, setelah kontak senjata dengan tentara Rusia, dalam koridisi maju pantang mundur sedikitpun.

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada seorang ‘alim yang satu ini yang telah membuktikan ilmunya dalam amalnya keseharian.

Di antara penghidupan yang paling baik dimiliki manusia, (yaitu) laki-laki yang menarik kekang kudanya dalam kancah jihad, bagaikan terbang di atas punggungnya, setiap ia mendengar hiruk pikuk dan suara minta tolong, ia pacu kudanya agar ia dibunuh dan mencari mati sesuai sangkaannya.” (HR. Muslim).

Brain-news.blogspot.com,edisi-6, profil : Syaikh Mujahid Abu ‘Umar As Saif rahimahullah.




0 komentar:

 
.