IMARAH ISLAM: MUJAHIDIN BERHASIL MEMUKUL MUNDUR MUSUH YANG MENYERANG WILAYAH MUJAHIDIN
Kamis 29 Mei, 09:40 AM
Afghanistan (arrahmah) - Dalam beberapa operasi yang dilancarkan Mujahidin Imarah Islam, Rabu (28/5/2008), Mujahidin berhasil menewaskan 6 tentara Inggris, 7 polisi boneka, menghancurkan 7 kendaraan musuh, dan berhasil memukul mundur tentara Kanada yang menyerang wilayah yang dikuasai Mujahidin.
Jam 12 am waktu setempat, Mujahidin Imarah Islam Afghanistan menggunakan senjata berat dan ringan menyerang pos polisi boneka di Bandi Barq, distrik Grishk, provinsi Helmand. Dalam serangan tersebut 7 polisi boneka teroris tewas dan lainnya melarikan diri meninggalkan gedung. Kendaraan dan peralatan perang mereka menjadi rampasan bagi Mujahidin.
Juga di hari yang sama\, Mujahidin menyerang patroli tentara penjajah Inggris di Kali Kaz di distrik yang sama. Dalam serangan tersebut kontak senjata terjadi selama 2 jam yang mengakibatkan 6 tentara Inggris tewas dan sejumlah lainnya terluka.
Sebelumnya di pagi hari, Mujahidin menyerang konvoi militer boneka di Sarbkrzo di kota Qalat, provinsi Zabul. Dalam serangan tersebut kontak senjata terjadi selama setengah jam yang mengakibatkan 3 kendaraan tentara boneka hancur dan 10 tentara tewas dalam kendaraan mereka serta sejumlah lainnya terluka. Persenjataan mereka dan alat komunikasi mereka menjadi ghanimah bagi Mujahidin.
Juga di tengah distrik Shinki di provinsi yang sama Mujahidin meledakkan 2 tank tentara penjajah Amerika Serikat yang mengakibatkan seluruh tentara AS yang ada di dalamnya tewas.
Di Shamon, wilayah yang berada di distrik Atghr Mujahidin menyerang kendaraan militer Amerika, yang mengakibatkan dua kendaraan hancur, 5 tentara asing dan 4 polisi boneka tewas.
Di hari yang sama, jam 9am waktu setempat, serangan tentara penjajah Kanada dan tentara boneka mereka berhasil dipatahkan ketika mereka berusaha memasuki wilayah yang berada di bawah kontrol Mujahidin Imarah Islam Afghanistan di Pashmol, distrik Zhari, provinsi Kandahar.
Dalam serangan tersebut, kontak senjata terjadi selama 2 jam. 12 tentara teroris Kanada tewas dan musuh yang menyerang berhasil dipukul mundur. [fad/qari/aif]
KAUM SUNNI IRAK MENOLAK PERMINTAAN MAAF BUSH
Kamis 29 Mei, 08:45 AM
Irak (arrahmah) - Kelompok Sunni di Irak, pada Rabu (26/5), menolak permintaan maaf Presiden AS Geroge W. Bush atas perisitiwa menjadikan Al-Qur'an sebagai sasaran tembak oleh tentara AS. Mereka menuntut supaya para pelakunya dihukum dengan hukuman yang paling berat. Karena, selama ini hukum di Irak –yang dikuasai oleh orang-orang Syi'ah—membiarkan perisitiwa tersebut.
Peristiwa penghinaan terhadap kitab suci Al-Qur'an tersebut telah menyakiti kaum Sunni di Irak. Terlebih, peristiwa itu bukan kali pertama terjadi, tetapi sudah tiga kali.
Penghinaan pertama terjadi pada tahun 2005. Mereka melumuri Al-Qur'an dengan kotoran dan meletakkannya di WC. Masih tak puas dengan hal itu, mereka membunuh kaum muslimin yang ketika itu menentang atas penghinaan tersebut.
Penghinaan kedua terjadi pada tahun 2006. Mereka mengambil Al-Qur'an dari salah satu masjid di Irak, kemudian menggambarkan salib di setiap Al-Qur'an. Ketika peristiwa itu terjadi, hukum Syi'ah pun diam atau membiarkan, seolah-seolah peristiwa tersebut tidak menyakiti mereka. Diamnya hukum Syi'ah di Irak tidak mengherankan kaum Sunni. Karena, Al-Qur'an bukanlah kitab suci mereka, sehingga mereka tidak peduli.
Penghinaan ketiga terjadi pada tahun 2008. Mereka menjadikan Al-Qur'an sebagai sasaran latihan tembak. Tak ayal, peristiwa ini pun kembali mengundang kemarahan kaum Sunni di Irak. [alislamu]
DUA TENTARA AS TEWAS AKIBAT LEDAKAN DI IRAK
Selasa 27 Mei, 06:54 AM
Bagdad (arrahmah) - Dua tentara Amerika tewas dan empat lagi luka dalam dua pemboman jalanan terpisah di Irak pada Senin, kata tentara negara adidaya itu.
"Satu tentara dari pasukan gabungan tewas akibat luka dari peledak rakitan di propinsi Salahudin (utara Bagdad) pada Senin," kata pernyataan militer, "Dua tentara luka."
Dalam pemboman kedua, satu tentara tewas dan dua lagi luka di propinsi Qadisiyah, Irak tengah, kata pernyataan tersebut.
"Kami bisa memastikan bahwa ronda pasukan gabungan diserang oleh peledak rakitan di daerah Ash-Shamiyah di propinsi Qadisiyah, tenggara (kota tempat keramat Syiah) Najaf," tambah pernyataan itu.
Serangan itu terjadi sesudah tentara Amerika Serikat menyatakan pekan lalu merupakan waktu dengan derajat kekerasan terendah di Irak sejak Maret 2004.
Tentara itu tidak menyebut angka untuk menjelaskan penurunan kekerasan tersebut, tapi menyatakan pelacakannya menunjukkan penurunan tajam dalam jumlah serangan pada pekan lalu.
Satu tentara Amerika Serikat tewas dalam serangan bom jalanan di selatan ibukota Irak, Bagdad, kata tentara negara adidaya itu pada Sabtu.
Serdadu itu, yang bertugas di Pusat Divisi Asing (MND-C), tewas pada Kamis sesudah bom tersebut meledak di suatu kawasan, sekitar 20 kilometer baratdaya Bagdad, kata pernyataan tentara tanpa merinci.
Nama tentara tewas itu dirahasiakan sampai kabar kematian itu diterima keluarga korban, kata pernyataan tersebut.
MND-C, yang juga dikenal sebagai Satuan Tugas Marne, bertanggungjawab atas wilayah keamanan di sepanjang kawasan selatan Bagdad dan terbentang dari wilayah perbatasan dengan Arab Saudi di barat hingga ke perbatasan dengan Iran di timur.
Serangan bom jalanan menewaskan dua prajurit Amerika Serikat di Bagdad selatan pada ahir April, kata tentara, sehingga jumlah prajurit tewas negara adidaya itu pada April mencapai angka tertinggi dalam waktu tujuh bulan.
Kedua prajurit itu tewas ketika ronda mereka diserang bom sekitar pukul 16.15 waktu setempat (pukul 20.15 WIB), kata tentara Amerika Serikat dalam pernyataan, demikian AFP.
PEJABAT VATIKAN MINTA ‘JIHAD’ DIHAPUSKAN, TOLAK AL-QUR’AN SEBAGAI KALAMULLAH
Sabtu 31 Mei, 09:58 AM
Vatikan (arrahmah) - Belum lama lalu, paus VATIKAN membuat statemen yang memerahkan telinga umat Islam. Kali ini statement dikeluarkan oleh para pejabat tinggi VATIKAN.
Para pejabat itu kembali menggugat Islam dan umat Islam. Salah seorang penasehat paus VATIKAN meminta umat Islam menghapus syariat ‘JIHAD.’ Dalam waktu yang bersamaan, ia juga menolak untuk mengakui al-Qur`an sebagai Kalamullah.
Kardinal Jean Louis Tauran, penasehat paus VATIKAN, Benediktus XVI untuk urusan keislaman mengatakan, “Para pemimpin umat Islam harus lebih terbuka dan kritis terhadap kekerasan yang dilakukan atas nama agama.”
Seperti yang dilansir surat kabar ‘The Guardian,’ Tauran menambahkan, “Sementara kebanyakan tokoh agama Islam mengecam aksi terorisme, maka mereka juga perlu mengambil sikap yang lebih terbuka dan jelas, khususnya terkait dengan masalah ‘Jihad,’ di mana ia banyak diulang-ulang di dalam al-Qur`an.”
Statemen-statemen Tauran terbaru mengungkap tipologi hubungan antara gereja Katholik dan umat Islam, terlebih lagi, Tauran saat ini mengepalai Dewan Kepausan untuk dialog antar agama-agama, serta menjadi penanggung jawab perbaikan hubungan antara VATIKAN dan umat Islam.
Tahun lalu, Tauran telah mengarahkan kritikan-kritikannya kepada sejumlah negara-negara Muslim, khususnya Kerajaan Arab Saudi dengan klaim tidak mengizinkan kebebasan beragama di sana.
Dalam statement-statement yang disampaikannya pada sebuah ceramah di London, Tauran mengatakan, “Di dalam al-Qur`an terdapat sekian banyak penafsiran tentang Jihad, sebagiannya ‘keras,’ dan sebagian lainnya ‘dianggap suci.’
Kebanyakan umat Islam meyakini kewajiban perang atas nama agama. Akan tetapi permasalahannaya ada di dalam al-Qur`an sendiri di mana bagi anda ada jihad yang baik dan ada jihad yang tidak baik. Oleh karena itu, anda harus memilih.!” Demikian seperti yang diklaimnya.
Ia menambahkan, “Tidak ada otoritas internasional yang mampu menafsirkan al-Qur`an. Oleh karena itu, pemahaman al-Qur`an bergantung kepada individu yang membacanya. Oleh karena itu, otoritas keagamaan harus lebih terbuka mengenai kekerasan atas nama agama ini.”
Ia melanjutkan, “Akan tetapi permasalahannya, umat Islam kadung meyakini bahwa al-Qur`an itu adalah Kalamullah. Dan ini bermasalah.!”
PEMERINTAH SYI’AH IRAN TUTUP SATU-SATUNYA MASJID AHLUS SUNNAH
Selasa 03 Jun, 10:08 AM
Iran (arrahmah) - Pemerintah Syi'ah di Iran telah menutup satu masjid milik Ahlus Sunnah di Kota Fadlil Abad, Iran bagian utara, pada Senin (26/5). Kemudian, dua hari setelah itu, Rabu (28/5), pemerintah memaksa para pengurus masjid untuk menghilangkan semua peralatan yang berhubungan dengan masjid, seperti papan tulis, speaker, dan lainnya.
Kaum Sunni di Iran sangat menyayangkan keputusan pemerintah, karena masjid tersebut sudah delapan tahun berdiri dan didirikan shalat lima waktu. Pemerintah mengambil keputusan tersebut dengan dalih pendirian masjid itu tidak ada izinnya.
Pengurus masjid tersebut mengakui tidak adanya surat izin resmi dari pemerintah, namun bukan berarti tidak mengajukan perizinan kepada pemerintah setempat. Sebelum membangun masjid, pengurus masjid sudah melayangkan surat izin kepada pihak yang berwajib, tetapi tidak ada jawaban. Beberapa kali pengurus masjid melayangkan surat izin, tetapi tetap tidak ditanggapi. Pemerintah terkesan menghalangi-halangi pendirian masjid untuk kaum Sunni.
Kaum muslimin Ahlus Sunnah di kota Fadlil Abad berjumlah lebih dari dua ribu jiwa, dan mereka tidak mempunyai tempat peribadatan, kecuali satu masjid yang telah ditutup tersebut.
AUSTRALIA AKHIRI MISI DI IRAK
Senin 02 Jun, 05:23 AM
Nassiriya, Irak (arrahmah) - Sekitar 550 anggota pasukan tempur Australia mulai ditarik dari pangkalan mereka di Irak selatan, Ahad, untuk memenuhi janji pemilu Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, untuk menarik pulang prajurit mereka pada tahun ini.
Seorang jurubicara militer Inggris di kota selatan Basra, seperti dikutip Reuters mengatakan, penarikan dari pangkalan Talil di Nassoroya itu kini sedang berjalan, namun seorang jurubicara gubernur provinsi Dhi Qar mengatakan bahwa penarikan tersebut telah mencakup semuanya, dan mereka digantikan oleh pasukan Amerika Serikat.
Pasukan itu pergi setelah upacara penurunan bendera di pangkalan udara Imam Ali di daerah sebelah barat kota Nasiriyah, ibukota provinsi Dhi Qar, kata Gubernur Aziz Kadoum Alwan.
"Prajurit-prajurit Australia hari ini meninggalkan provinsi-provinsi Dhi Qar dan Muthanna," kata Alwan, seperti dikutip AFP.
Di Sydney, Pasukan Pertahanan Australia mengatakan dalam sebuah pernyataan, pasukan tempur dan tim pelatihan militer Australia secara resmi menghentikan operasi mereka pada sebuah upacara di Kamp Terendak di Tallil. [fad/ant]
FUUI: TINDAKAN FPI LEBIH BAIK
Selasa 03 Jun, 10:24 AM
BANDUNG (arrahmah) - Forum Ulama Umat Indononesia (FUUI ) menganggap perlakuan massa Forum Pembela Islam (FPI) terhadap demo Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) masih di batas kewajaran.
“Jika benar tindakan perusakan dan pukulan ringan itu dilakukan oleh saudara kami dari FPI, oleh karena itu saya menilai bahwa hal tersebut masih lebih baik,” kata Ketua FUUI KH Athian Ali saat dihubungi okezone, Senin (2/6/2008).
Karena menurutnya, hal itu belum seberapa jika dibandingkan dengan Ahmadiyah yang telah mencoreng Islam dan telah menginjak iman dan keyakinan umat Islam.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Aliansi Umat Islam (Alumi) Hedi Muhammad yang mengatakan, bahwa peristiwa Monas 1 Juni kemarin merupakan akibat dari lambannya pemerintah dalam menyikapi persoalan ahmadiyah.
Oleh karena itu, pemerintah harus segera menyikapi permasalahan ini dengan berlandaskan UU No 1/PNPS/1965 tentang penodaan terhadap agama. Kecuali jika pemerintah menginginkan akibat yang lebih besar daripada ini.
Jadi lambatnya pemerintah dalam mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB), akan semakin berdampak terhadap disintegrasi bangsa.
Berkaitan kembali memanasnya isu aliran Ahmadiyah, Hedi juga menyoroti sikap KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang tidak bersikap bijak dalam menyikapi Ahmadiyah. Menurutnya Gus Dur lebih banyak memihak daripada bersikap bijak.
“Gus Dur yang merupakan mantan petinggi negara ini, seharusnya dapat bersikap bijak dengan berdiri di tengah. Karena kalau dia berpihak, akan membuat suasana semakin tidak kondusif. Lagipula kalau Gus Dur berpihak itu, bukan merupakan pemimpin yang bijak,” tegasnya. [fad/fuui]
0 komentar:
Posting Komentar