Helikopter AS Jatuh di Khost
Oleh Hanin Mazaya pada Kamis 23 April 2009, 07:28 AM
AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Rabu siang (22/4) sekitar pukul 14.00 waktu setempat, menurut sumber kami, helikopter militer milik tentara teroris AS berhasil ditembak jatuh oleh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan. Sebelum jatuh, helikopter tersebut sempat mengalami kebakaran besar.
Peristiwa terjadi di Spin Pol, distrik Babrak Kana, provinsi Khost. Seluruh tentara teroris AS yang berada di dalamnya tewas. Termasuk pilot mereka.
Rabu siang sekitar pukul 11.30 waktu setempat, 18 tentara kafir AS tewas dan terluka ketika mujahidin menyerang mereka menggunakan mortir saat mereka tengah melakukan patroli di desa Mochi, pusat provinsi Khost. Menurut laporan, serangan tersebut menyebabkan 10 tentara salibis AS tewas dan 8 lainnya luka-luka. Daerah tersebut diisolasi oleh musuh dan tubuh para korban dibawa menggunakan helikopter ke basis mereka. Mujahidin tidak mengalami kecelakaan apapun dalam serangan.
Masih di waktu yang hampir bersamaan, mujahidin berhasil meledakkan satu kendaraan Ranger milik musuh melalui remot kontrol di jalan raya Kabul-Kandahar di Amand Pol dekat Qalat, pusat provinsi Zabul. Ledakkan terjadi ketika konvoy militer boneka melintas di jalan tersebut, 8 polisi boneka Afghan tewas dalam ledakan.
Rabu siang di wilayah lainnya, mujahidin melalui remot kontrol berhasil meledakkan sebuah tank milik tentara salibis AS di daerah Peer Kam, distrik Khoshamand, provinsi Paktika. Ledakan menghancurkan satu tank dan menewaskan seluruh tentara teroris yang berada di dalamnya. Tentara teroris AS membalas dengan melancarkan tembakan secara membabi buta di wilayah tersebut, menyebabkan dua orang yang mengendarai sepeda motor mengalami luka-luka.
Tank lainnya juga hancur di distrik Khoshamand, sekitar pukul 14.27 waktu setempat dengan kejadian yang hampir sama. Ledakan bom ranjau yang telah dipersiapkan oleh mujahidin berhasil menghancurkan satu tank milik tentara teroris AS dan membunuh seluruh tentara di dalamnya.
Rabu pagi sekitar pukul 10.10 waktu setempat, mujahidin menyerang konvoy kendaraan pengangkut suplai untuk tentara AS di daerah Amanullah dan Karemkariz, distrik Sangin, provinsi Helmand. Dalam serangan ini, lima kendaraan pengangkut suplai berhasil dihancurkan, sembilan polisi boneka Afghan tewas dan tujuh lainnya mengalami luka-luka. Di kubu mujahidin tidak mengalami kecelakaan apapun. (haninmazaya/arrahmah.com)
AFP Lakukan Serangan ke Wilayah Sipil Empat Hari Berturut-turut
Oleh Hanin Mazaya pada Rabu 22 April 2009, 07:30 AM
MAGUINDANAO (Arrahmah.com) - Tembakan-tembakan misil tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh tentara pemerintah Philipina (AFP), berlansung selama empat hari berturut-turut di wilayah Maguindanao.
Mereka mencurigai sasaran mereka adalah basis para pejuang Moro.
Sejak Jumat lalu, ratusan serangan dilakukan tentara kafir AFP yang menghantam wilayah-wilayah sipil termasuk daerah-daerah rawa.
Kini, militer AFP telah berada di wilayah sipil di kota Shariff Aguak, Mamasapano, Rajah Buayan, Datu Piang, Datu Saudi, Datu Unsay dan Guindulungan.
Lebih dari 2000 personil AFP dari batalion infantri 8 yang menggunakan sekitar 20 tank lapis baja, 30 truk militer dan dukungan udara, melakukan patroli rutin di wilayah-wilayah tersebut.
Karenanya, fakta telah mulai terlihat bahwa AFP melakukan peperangan untuk menghabisi populasi Muslim, sipil tanpa senjata, anak-anak, perempuan serta para manula. Mengingat serangan-serangan AFP yang lebih sering menjatuhkan korban dari kalangan sipil, ratusan sipil harus kehilangan tempat tinggal mereka, bahkan mereka pun diserang di tempat-tempat pengungsian. Rumah-rumah mereka kini telah diduduki oleh militer pemerintah.
Di Barangay Malingao, Bialong dan Lapok di Shariff Aguak, beberapa rumah habis terbakar akibat serangan militer AFP kemarin (21/4).
Jika objek mereka adalah pejuang-pejuang Moro, mengapa AFP melakukan penggerebekan di rumah-rumah warga?
Mungkin, penyelesaian untuk kasus Moro dan perjuangan Bangsamoro untuk merdeka dan lepas dari otoritas Philipina dijawab oleh otoritas Philipina dengan penindasan terhadap masyarakat Moro, namun hal ini bukan semakin melemahkan para pejuang, melainkan semakin meningkatkan semangat juang mereka untuk meraih tujuan mereka, hidup dalam kemerdekaan di bawah aturan Islam. (haninmazaya/arrahmah.com)
Amerika Mencari Hacker Untuk Membantu Pertahanannya
Oleh Hanin Mazaya pada Senin 20 April 2009, 09:21 AM
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Amerika Serikat mulai memburu para hacker yang berkeliaran di dunia maya. Tapi kali ini, bukan untuk dijebloskan ke dalam penjara, melainkan akan membayar keahlian mereka untuk membantu pemerintah.
The Age, Minggu (19/4) melansir, General Dynamics Information Technology, sebuah perusahaan yang berkaitan erat dengan pertahanan dan keamanan Amerika Serikat, memasang iklan di sejumlah wilayah yang mengungkapkan sedang mencari seorang 'bad guy' di dunia maya. Para pelamar harus memenuhi persyaratan seperti sangat memahami taktik dan strategi hacker serta mampu menganalisa trafik internet dan mengidentifikasi sistem jaringan di pemerintahan AS.
Amerika Serikat selama ini, telah menjadi sasaran ribuan hacker dunia. Gedung Putih menyadari sepenuhnya, bahwa AS sangat minim persiapan untuk menangkal setiap serangan di dunia maya. AS juga telah melakukan penelitian 60 hari tentang bagaimana menggunakan teknologi untuk melindungi berbagai sistem vital di negaranya, seperti listrik, dan sistem penerbangan
Selain itu, untuk mengantisipasinya, Pentagon akan mengeluarkan kebijakan untuk menambah jumlah ahli komputernya. Departemen Pertahanan AS itu mengharapkan mampu melatih setiap ahli serangan cyber sebanyak 80 hingga 250 orang per tahun pada 2011.
Menurut VP General Dynamics, Nadia Short, nantinya hacker yang terpilih akan dikontrak selam empat tahun dengan bayaran USD60 juta untuk membangun sistem jaringan yang aman dan mengurangi resiko serangan. Nampaknya Amerika mulai kewalahan menghadapi "serangan-serangan" di situs-situs penting milik mereka. (okz)
AS Harus Fokus Terhadap Pemerintahan Di Afghanistan
Oleh Althaf pada Kamis 23 April 2009, 03:29 PM
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Administrasi Obama perlu menghubungkan strategi menekan perlawanan di Afghanistan dengan usaha untuk mengembangkan pemerintahan di sana untuk mendukung keberhasilan dalam mengalahkan Taliban, kata mantan menteri keuangan Afghanistan pada Rabu (22/4).
Ashraf Ghani, salah seorang kandidat dalam pemilihan presiden Afghanistan Agustus mendatang, mengamini Presiden Barack Obama yang mengambil tindakan berupa penyusunan 'kesempatan kedua' untuk mewujudkan stabilitas Afganistan yang hilang selama bertahun-tahun lamanya sejak invasi AS 2001.
"Menjamin lebih banyak angkatan perang kali ini merupakan sebuak tindakan yang berani dan menjunjung tinggi kehormatan negara," kata mantan pejabat World Bank dan PBB dalam pidatonya Dewan Atlantik di Washington.
Dalam strategi barunya untuk Afghanistan yang diumumkan bulan lalu, Obama mengatakan akan mengirimkan 17.000 personil pasukan tambahan dan menciptakan stabilisasi Afghanistan dan perang melawan para mujahidin Taliban sebagai prioritas utama kebijakan luar negerinya.
Bagaimanapun Ghani, penulis laporan baru Dewan Atlantik di Afghanistan, mengatakan bahwa "angkatan perang bukanlah jawaban. Hal itu hanya strategi."
Ia mengatakan bahwa penambahan jumlah pasukan butuh dikombinasikan dengan strategi menekan perlawanan yang didukung dengan usaha memperbaharui kapasitas pemerintahan empat wilayah utama di Afghanistan.
"Perubahan strategi ini akan memproduksi pemilihan sah yang akan memberikan mandat pada pemerintahan Afghanistan berikutnya," kata Ghani, yang terlihat sebagai seorang pesaing 'asing' dalam pemilu presiden 20 Agustus mendatang.
Kedua, komunitas internasional perlu membangun strategi yang koheren untuk membalik situasi, dimana usaha pemberian bantuan pengembangan sering kali hanyalah aksi membuang-buang uang semata, tak bertanggung-jawab dan cenderung menyalurkan sebagian besar uang donor untuk pakar dan kontraktor asing, katanya.
Ghani mengatakan elemen ketiga adalah program nasional yang baru yang didesain dalam rangka mewujudkan keberhasilan yang tidak perlu terlalu digembar-gemborkan di Afganistan, seperti misalnya Program Solidaritas Nasional untuk pengembangan wilayah rural dan memperluas jaringan telekomunikasi nasional.
Akhirnya Ghani menyatakan bahwa ia akan memilih delapan dari 34 provinsi di Afghanistan yang akan dibentuk sebagai provinsi percontohan bagi rencana reformasi yang ia usung tersebut.
"Jika kami dapat menunjukkan keberhasilan di delapan provinsi, kami akan meningkatkan inisiatif untuk melakukan negosiasi dengan para mujahidin," tambahnya.
Ghani boleh berapi-api menyampaikan laporan dan rencana 'reformasi pemerintahan'-nya itu di hadapan Dewan Atlantik. Namun, Ghani lupa bahwa resistensi tidak akan pernah berakhir. Para mujahidin akan tetap mengobarkan perang selama orang-orang munafik seperti Ghani mau menjilat orang-orang kafir dan para tentara AS itu masih tetap berada di Afghanistan. (Althaf/reuters/arrahmah.com)
AS : Taliban Berbahaya Bagi Eksistensi Pakistan
Oleh Hanin Mazaya pada Kamis 23 April 2009, 08:05 AM
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Para pejabat AS satu-persatu mengeluarkan pernyataan terkait meningkatnya kekuatan Taliban di Pakistan serta penerapan syariat Islam di beberapa wilayah di Pakistan. Kini, giliran Hillary Clinton mengeluarkan "unek-uneknya" kepada publik dunia.
Hillary Clinton mengatakan bahwa peningkatan kekuatan Taliban hingga menuju ke arah Islamabad merupakan satu ancaman besar untuk eksistensi Pakistan.
Berkata pada Rabu (22/4), Clinton menghimbau penduduk Pakistan untuk angkat bicara melawan kebijakan pemerintah Pakistan yang membiarkan daratannya dikuasai oleh Taliban.
Ketakutan AS terhadap gerak Taliban bertambah mendalam ketika media melaporkan bahwa Taliban dari Lembah Swat bergerak menuju distrik Buner dan kini telah melakukan patroli rutin di sana. Taliban berhasil menguasai Buner pada 4 April lalu, wilayah yang hanya berjarak sekitar 50-60 mil menuju Islamabad.
Pemimpin militer AS, Michael Mullen juga menyatakan kekhawatirannya terhadap peningkatan kekuatan Taliban di Pakistan.
"Pakistan adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan nuklir. Kekhawatiranku ke depan adalah....jika mereka terus menguat, dapat memberikan kami dampak buruk," ujarnya.
"Aku pikir pemerintahan Pakistan pada dasarnya menyerahkan kekuasaan ke tangan Taliban," klaim Clinton.
Pemerintah Pakistan tidak mampu lagi menghadapi perlawanan Taliban, sehingga mereka membiarkan mujahidin menerapkan syariat Islam di wilayah Lembah Swat. Kebijakan ini membuat AS gerah dan menggalang suara, bantuan dari negara-negara lain untuk mengubahnya.
Apa lacur, Taliban telah berkuasa, mengontrol beberapa wilayah di Pakistan dan menerapkan syariat Islam di sana, mereka tidak akan begitu saja membiarkan apa-apa yang telah dicapai dengan susah payah dihancurkan oleh keegoisan AS. Lagipula, penduduk lokal yang hidup di bawah kontrol Taliban tidak merasa khawatir, bahkan mereka merasakan keadilan dan kesejahteraan hidup di bawah aturan Islam.
Pemimpin Taliban mengatakan, mereka tengah mempersiapkan penerapan syariah di distrik Buner.
"Kami segera mendirikan stasiun radio. Qadhi kami juga bersiap-siap untuk memegang pengadilan di Buner secepatnya," ujar Muhammad Khalil. (haninmazaya/prtv/alj/arrahmah.com)
Indonesia akan Tambah Personel Pasukan PBB (???)
Oleh Althaf pada Selasa 21 April 2009, 09:24 AM
BEIRUT (Arrahmah.com) - Indonesia akan meningkatkan jumlah personel TNI untuk bergabung dengan pasukan 'pemelihara perdamaian' PBB menjadi 2.000 orang pada tahun ini.
Direktur Keamanan Internasional Deplu RI, Fikry Cassid, di Beirut, Senin mengatakan, saat ini jumlah personel TNI yang tergabung dalam pasukan PBB mencapai 1.526 orang yang bertugas di empat wilayah dunia yakni di Eropa, Timur Tengah, Asia dan Afrika.
Berbicara pada seminar "Partisipasi Indonesia dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian di Lebanon", ia mengatakan, Indonesia masuk dalam salah satu negara dengan jumlah pasukan terbanyak yang tergabung dalam misi PBB.
"Pada 2009, kami berencana menambah pasukan TNI menjadi 2.000," katanya. Tetapi lanjut Fikry, rencana tersebut akan dipertimbangkan lagi mengingat terjadi krisis ekonomi global.
Dijelaskannya, Indonesia pertama bergabung dalam misi PBB pada 1957. "Sejak 1957 Indonesia telah berpartisipasi dalam 25 misi perdamaian PBB. Dan saat ini, Indonesia tergabung dalam tujuh misi PBB," ungkapnya.
Fikry mengemukakan, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerjasama multilateral untuk penyelesaian konflik.
Keikutsertaan itu tetap dilandasi kebijakan politik luar negeri bebas aktif sesuai amanah UUD 1945.
Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI/Polri. Khusus dalam misi PBB di Lebanon, selain mengirimkan pasukan darat, Indonesia juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL, dengan jumlah seluruh personel sekitar 1.400 orang.
Hal itu menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga dan memelihara perdamaian dunia berdasarkan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif, demikian Fikry. (Athaf/antara/arrahmah.com)
Latihan ‘Penjajahan Militer’ AS-RI di Situbondo
Oleh Althaf pada Kamis 23 April 2009, 10:48 AM
SURABAYA (Arrahmah.com) - Korps Marinir Indonesia mengadakan latihan bersama dengan Korps Marinir Amerika Serikat atau United State Marine Corps (USMC) bertajuk "Latern Iron 09-1 Exercise 2009" di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Karangtekok Situbondo pada 20 April hingga 20 Mei 2009.
"Latihan bersama itu dilaksanakan untuk meningkatkan kesiapan standarisasi teknik dan taktik," kata Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra di Surabaya, Kamis, setelah meninjau latihan bersama itu di Situbondo.
Saat melakukan peninjauan latihan untuk mewakili Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri, ia mengatakan, kerjasama pertahanan dan keamanan Indonesia-AS itu juga sebagai sarana meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Marinir Indonesia dan USMC.
Latihan bersama selama satu bulan itu melibatkan peserta latihan dari Korps Marinir (Denjaka dan Taifib ) sebanyak 40 orang, dan USMC (US Marsoc) sebanyak 11 orang, serta bertindak selaku pemimpin latihan adalah Letkol Marinir Widodo yang juga Komandan Denjaka.
Sebelumnya, Korps Marinir RI-AS juga baru saja mengakhiri latihan bersama di Jakarta pada tanggal 16 Februari hingga 27 Februari 2009 yang melibatkan 90 personel dari Markas Komando Korps Marinir Pasmar II dan 48 prajurit dari Resimen ke-4 USMC yang dipimpin Kolonel You.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di anatara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS al Maidah 5:51) (Althaf/arrahmah.com)
Mendekati Islamabad…
Oleh Hanin Mazaya pada Kamis 23 April 2009, 07:08 AM
ISLAMABAD (Arrahmah.com) - Hampir seluruh media di dunia mengabarkan, bahwa Taliban Pakistan telah sangat dekat dengan Islamabad, hanya berjarak sekitar 50-60 mil. Semakin menarik menyimak perkembangan Taliban Pakistan dan apa yang akan mereka lakukan.
Apakah mereka akan menuju ibukota Pakistan? Apakah mereka akan menunda gerak mereka dan memperkuat pertahanan mereka? Apakah mereka akan mengambil alih seluruh bagian Selatan negeri dan kota-kota utamanya seperti Lahore dan Karachi? Akankah mereka mengambil alih seluruh Pakistan dan mengepung Islamabad pada akhirnya?
Kita tidak akan pernah tahu jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Semakin kuat Taliban Pakistan, maka akan semakin kuat motivasi AS untuk menyerbu Pakistan, membawa Pakistan ke dalam gaya Amerika seperti yang dilakukan di Irak dan Afghanistan. Fakta bahwa AS belum melakukan invasi secara nyata dengan indikasi kehadiran tentara-tentaranya di Pakistan menunjukkan bahwa mereka tengah terpukul dalam usaha-usaha "perang melawan teror" yang mereka ciptakan. Gedung Putih kini berada dalam "kerusakan" psikologi akibat meningkatnya kekuatan Taliban Pakistan.
Selama Taliban melanjutkan pengaruh mereka, penting bagi mereka memberikan Dakwah kepada seluruh Muslim mengenai isu penerapan syariah, syariah selama peperangan, dosa-dosa yang menjadikan murtad seorang Muslim, dan mengapa pemerintahan Pakistan termasuk orang-orang yang murtad, jihad global untuk penegakkan kekhilafahan, Wala' dan Bara', mencintai jihad dan syahid.
Jika Taliban Pakistan belum memulai Dakwah ini, mereka perlu menciptakan sebuah sektor dakwah dimana para pelajarnya yang akan mempropagandakan dan menyebarkan kebenaran ke masyarakat di seluruh Pakistan. Mereka seharusnya tidak malu memegang konferensi-konferensi Islam di Masjid-masjid, Universitas, aula-aula besar, dan mereka perlu mengambil keuntungan dari jalan dakwah. Majalah jihad, situs jihad, blog jihad, forum jihad, dan surat kabat harian, perlu mereka buat. Semua ini dapat mendukung jihad untuk membawa kembali Islam di Pakistan, bahkan di seluruh negeri-negeri muslim. (haninmazaya/rvthb/arrahmah.com)
Mengapa Amerika Berusaha Keras Menutup Media-media Jihad?
Oleh Hanin Mazaya pada Rabu 22 April 2009, 05:41 PM
(Arrahmah.com) - Surat kabar Amerika, Wall Street Journal, mengutip sumber Pentagon, mereka menulis beberapa hari lalu bahwa situs-situs di Internet dan stasiun radio yang menurut otoritas AS mendukung jihad Taliban, telah ditutup.
Pentagon memberi alasan bahwa situs tersebut dan sejumlah sumber media tidak hanya ilegal tapi juga membuat sejumlah besar orang berpihak pada Taliban dan menimbulkan perlawanan terhadap Amerika dan sekutunya juga melemahkan jalannya pemerintahan Kabul.
Pertama, semua itu membuat jelas bahwa Amerika dalam kurun waktu empat sampai lima tahun lalu telah membuat usaha-usaha menutup situs-situs jihad yang berlangsung hingga saat ini. Ini bukan step pertama atau usaha terbaru mereka ketika mereka mengatakan akan mengganggu media-media Taliban atau siaran-siarannya.
Di masa lalu mereka sempat bertahan, tidak ada tandingan Amerika, Amerika seharusnya merasa malu bahwa disamping kekuatan materi yang dimiliki, mereka sangat ketakutan menghadapi situs-situs kecil dan stasiun radio lokal, yang tidak mampu beroperasi lebih dari radius 20 Km, intervensi Pentagon memperlihatkan sumber-sumber lokal ini sebagai ancaman serius.
Ini adalah fakta sampingan bahwa Amerika sendiran di Afghanistan atau di luar itu. Ratusan siaran radio, televisi, dan ribuan surat kabar yang mempublikasikan dan menyebar racun-racun propaganda, kebohongan dan kebencian untuk melawan Taliban. Dan untuk menyembunyikan kecelakaan dan kehilangan tentara yang disebabkan oleh perlawanan Taliban setiap harinya yang tidak mereka publikasikan, agen berita atau website tidak dapat memberikan angka nyata jumlah korban tentara Amerika yang kehilangan hidupnya di basis mereka akibat serangan-serangan Taliban setiap harinya di seluruh bagian di Afghanistan. Mereka semua melakukannya demi dollar.
Organisasi-organisasi dan institusi-institusi dunia yang mengklaim menegakkan kebebasan berekspresi, gagasan dan pena, seharusnya mengutuk keras usaha Amerika yang tidak dapat diterima dan bertolak belakang dengan kebebasan-kebebasan yang selalu mereka gembar-gemborkan, jika mereka benar-benar berkomitmen dengan klaim dan slogan mereka.
(haninmazaya/arrahmah.com)
0 komentar:
Posting Komentar