Somalia Menyesal Telah Menyeru Pasukan Asing
Oleh Althaf pada Selasa 24 Maret 2009, 10:09 AM
SOMALIA (Arrahmah.com) - Perdana menteri Somalia Omar Abdirashid Ali meminta maaf di hadapan umum atas pernyataan yang diucapkan oleh menteri luar negeri, Mohamed Abdullah Omaar yang meminta tambahan pasukan asing.
Abdirahsid Ali mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menyambut baik usul yang berlawanan dengan keinginan masyarakat umum. Kabinet Somalia percaya Abdullahi Omaar seharusnya bertanggung jawab dengan memberikan sendiri klarifikasi di hadapan pers, tambah Abdirashid Ali, yang berpidato pada jumpa pers di istana presiden di Mogadishu Senin (23/3).
Abdulahi Omaar pada Jumat (20/3) meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyokong penambahan lagi tiga batalyon dari Uganda dan Burundi, untuk memperkuat 3.400 personil penjaga perdamaian yang berpangkalan di Mogadishu, ibu kota Somalia.
Permintaan menteri luar negeri itu harus menghadapi perlawanan yang cukup kuat dari para tokoh agama, cendekiawan, dan organisasi masyarakat sipil di Somalia.
Syekh Bashir Ahmed Salad, ketua Asosiasi Sarjana Islam Somalia, mengatakan bahwa sarjana Islam Somalia secara tegas menentang upaya apa pun yang terkait dengan penambahan dan penempatan angkatan perang asing di Somalia.
"Kami terkejut mendengar permintaan pemerintah untuk memperbanyak tentara di saat kami sedang memperhitungkan untuk mengembalikan tentara-tentara luar yang ada di sini ke negaranya masing-masing karena itu akan menjadi rekomendasi kami bagi pemerintah," kata Syaikh Salad dalam konferensi pers di Mogadishu.
Kelompok Hizbul Islam pun menentang seruan pemerintah Somalia untuk menambahkan pasukan asing di Somalia. Pihaknya menuntut agar yang pasukan yang telah ada di Somalia ditarik kembali.
Syaikh Hassan Mahdi, seorang anggota Hizbul Islam, mengatakan 600 orang tentara dari Afrika diam-diam sudah disebarkan di Somalia. Ia mengungkapkan bahwa tentara-tantara tersebut hanya membawa kesengsaraan dan pembantaian warga sipil di Somalia. (Althaf/arrahmah/ptv)
Roket Taliban Mengenai Rute Suplai Militer AS di Pakistan
Oleh Althaf pada Ahad 22 Maret 2009, 10:42 AM
PAKISTAN (Arrahmah.com) - Sepuluh orang tewas dan sedikitnya 38 orang lain luka-luka akibat serangan roket yang masuk ke dalam kota utama suku Khyber Pakistan.
Rashid Khan, seorang pejabat pemerintah daerah, mengatakan Taliban yang dicurigai menyalakan tiga roket dekat kota Landi Kotal, tepat sebelah barat batas Afghanistan, menjelang akhir Kamis (19/3).
Dia mengatakan salah satu roket, yang diperkirakan akan mengarah ke pangkalan angkatan perang, mengenai daerah kota yang ramai di mana 10 orang penduduk tewas dan 38 orang lainnya cedera.
Khan mengatakan tentara sedang menggeledah daerah tempat kejadian berlangsung pada Jumat (20/3) untuk mengidentifikasi pelaku.
Daerah Khyber merupakan daerah yang sering dilewati truk yang mengirimkan persediaan bagi tentara asing di Afganistan.
Taliban telah melancarkan serangan di wilayah tersebut beberapa bulan ini, dan menjadikan gudang persediaan NATO sebagai sasaran. Ratusan kendaraan dan peti kemas sudah hancur.
Pejabat AS dan NATO mengatakan serangan-serangan tersebut memiliki pengaruh bagi operasi mereka di Afghanistan, mreka mengakui sedang menyusun strategi agar pihaknya bisa menyampaikan persediaan bagi pasukannya. (Althaf/arrahmah/alj)
Polisi Islamabad Menjadi Sasaran Serangan Isytisyhad
Oleh Althaf pada Selasa 24 Maret 2009, 08:21 AM
ISLAMABAD (Arrahmah.com) - Aksi istisyhad mujahidin Pakistan kembali menyerang pusat kepolisian di ibukota Pakistan Islamabad dan menewas salah seorang pejabat polisi.
Dua orang polisi ada dalam kondisi kritis akibat serangan yang dilakukan pada Senin (23/3) di salah satu pusat kepolisian. Saksi mengatakan potongan-potongan tubuh terserak di atas tanah dan ledakan terdengar hingga ke pusat kota.
Serangan terjadi di tengah-tangah upacara peringatan Hari Republik negara tersebut pada hari Senin (23/3) yang dirayakan dengan parade militer tradisional. (Althaf/arrahmah/alj)
Obama Terus-menerus Berbicara Mengenai Afghanistan
Oleh Hanin Mazaya pada Senin 23 Maret 2009, 03:03 PM
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Presiden Barack Obama mengatakan akan mengirim pasukan tambahan lagi ke Afghanistan untuk meyakinkan diri bahwa Al-Qaeda tidak akan dapat menyerang daratan AS.
Presiden muda ini "yakin" misi di Afghanistan untuk menumpas para mujahidin akan dimenangkan AS, ia menggambarkan misi AS di Afghanistan sebagai "cara untuk meyakinkan bahwa Al-Qaeda tidak akan menyerang daratan AS lagi juga para sekutunya. Ini adalah prioritas utama."
Bulan lalu, Obama telah menyetujui pengiriman pasukan tambahan sebanyak 17.000 tentara untuk Afghanistan. Kenyataannya, setiap pasukan baru yang dikirimkan, nasibnya tak ubah dengan pasukan sebelumnya. Setiap harinya selalu ada tentara kafir AS dan sekutunya yang tewas di tangan mujahidin Afghanistan.
Kenyataan ini tidak membuat Obama jera, ia akan terus mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan.
"Kalian tahu, Aku memikirkan hal yang benar untuk dilakukan," ujar Obama seperti yang diudarakan CBS, Minggu (22/3).
Mengikuti kebijakan Presiden sebelumnya, George W. Bush, Obama mengatakan bahwa misi AS di Afghanistan masih sama ketika AS memasuki Afghanistan sekitar delapan tahun silam.
Kita lihat saja, apakah penambahan pasukan itu mampu melunturkan semangat jihad para mujahidin di bumi Afghanistan? (Hanin Mazaya/arrahmah.com)
Ledakan Lebanon Menewaskan Pimpinan PLO
Oleh Althaf pada Selasa 24 Maret 2009, 07:38 AM
LEBANON (Arrahmah.com) - Setidaknya empat orang, termasuk salah seorang pejabat senior Gerakan Fatah, telah terbunuh dalam sebuah ledakan di kamp pengungsian di Lebanon selatan, tutur pihak keamanan setempat.
Juru bicara Fatah di West Bank mengatakan bahwa Kamal Naji juga diketahui sebagai Kama Medhat telah tewas dalam insiden tersebut, Naji merupakan perwakilan dari PLO di Lebanon dan seorang mantan kepala intelejen Fatah.
Munir Maqdah, yang saat itu ada di bawah penjagaan kamp Mieh Mieh yang bersebalahan dengan kota Sidon, mengatakan bahwa bom sengaja ditargetkan iring-iringan Naji pada Senin (23/3).
Fahmi al-Zaarir, juru bicara Fatah di West Bank mengungkapkan Abbas Zaki, kepala PLO Lebanon juga berada dalam iring-iringan saat ledakan terjadi, namun ia selamat.
Naji dan Zaki ikut berbelasungkawa kepada keluarga dua orang pejabat Fatah yang tewas selama baku tembak di perkemahan pada Sabtu (21/3). Aksi baku tembak ini dikaitkan dengan perselisihan keluarga korban.
"Ada permusuhan di antara dua keluarga ini dan kami tahu bahwa seorang anggota salah satu keluarga itu dilukai di kepala," Nemazee melapor.
"Hal itu menyebabkan demonstrasi yang berujung bentrok dan menyebabkan dua orang anggota Fatah itu terbunuh."
Al-Zaarir mengatakan terlalu awal untuk berspekulasi siapa yang ada di balik serangan. Tetapi Maqdah menjelaskan bahwa bentrokan tersebut tidak memiliki kaitan apa-apa dengan pembunuhan Naji.
"Naji sudah mengirimkan pesan ke pihak berwenang Lebanon dan menceritakan para mereka beberapa kelompok yang sedang mencoba membunuhnya," kata Maqdah.
"Mungkin ada pihak ketiga yang membocorkan pesan itu, lalu kemudian terlibat untuk menciptakan hasutan dan kekacauan internal Palestina," lanjutnya.
Bersamaan dengan itu, Edward Kattoura seorang anggota Fatah di Lebanon mengatakan bahwa Israellah yang ada di balik insiden pembunuhan tersebut.
"Berdasarkan gaya operasinya, sepertinya Israel ada di balik ini semua, karena pembunuhan ini sangat profesional," kata Kattoura.
"Kami kira, aksi pembunuhan ini tidak ada kaitannya dengan masalah Palestina karena targetnya adalah stabilitas di Lebanon dan kamp pengungsi Palestina." (Althaf/arrahmah/alj/ptv)
Inggris Melatih Warganya Menjadi Tentara “Anti-terror”
Oleh Hanin Mazaya pada Senin 23 Maret 2009, 08:19 AM
LONDON (Arrahmah.com) - Pemerintah Inggris diam-diam bersekutu dengan warga negaranya dan menjadikan mereka sebagai agen yang menyamar untuk memerangi orang-orang yang dicurigai sebagai "teroris".
Perdana menteri Inggris, Gordon Brown mengatakan inisiatif ini penting dilakukan untuk keamanan di dalam negeri. Masih menurutnya, sepuluh dari seribu warga sipil Inggris telah siap dilatih untuk tujuan tersebut.
Jacqui Smith mengatakan strategi tersebut disebut dengan "Contest Two", yang akan dibuka untuk melawan "terorisme". Dalam dua tahun terakhir, Inggris telah memenjarakan lebih dari 80 orang yang dicurigai sebagai "teroris".
Brown mengklaim bahwa lebih dari dua pertiga peristiwa yang mengancam Inggris, terhubung dengan Pakistan (anggota Al-Qaeda di Utara Pakistan dituduh termasuk jaringan "teroris" Inggris yang mengorganisir serangan-serangan di Inggris).
Dia juga mengatakan hingga tahun 2011, Inggris akan menghabiskan dana 3,5 milyar euro untuk aktivitas "counter-terorism". (Hanin Mazaya/arrahmah)
Al Qardhawi menyerukan kerja sama Islam - Yahudi
Oleh Prince of Jihad pada Selasa 20 Mei 2008, 08:09 AM
Qatar (armnews) - Al Qardhawi, Ketua Persatuan Ulama’ Islam Internasional, mengadakan pertemuan di rumahnya yang terletak di Ibu kota Qatar, Doha, dengan tiga orang rabbi yahudi asal Inggris. Dalam pertemuan itu al qardhawi menyebutkan pentingnya kerja sama antara pemeluk kedua agama, Islam-Yahudi, di dalam interaksi antara kedua belah pihak
Di sana Al Qardhawi menjelaskan ada empat aspek utama yang memungkinkan dilakukan kerja sama antara kedua pemeluk agama tersebut. Pertama karena keduanya beriman kepada Allah yang Esa dan menentang atheisme, kedua, sikap anti permisifisme, dan nikah sejenis, ketiga penegakan keadilan terhadap manusia, dan keempat, perang terhadap kedhaliman.
Al Qardhawi menegaskan bahwa tidak ada problem yang menghalangi hubungan antara kaum muslimin dengan Yahudi, sebab keduanya adalah pemeluk agama samawi. Dia juga menyatakan siap menghadiri forum, konggres atau pertemuan apa saja yang melibatkan Rabbi-rabbi Yahudi yang non-Zionis, dan tidak mendukung didirikannya Negara Israel.
Lebih lanjuta al-qaradlawi menjelaskan, bahwa musuh Islam adalah gerakan zionisme, bukan ummat yahudi. Dengan menunjuk kepada kaum yahudi yang memegang teguh agamanya dan kitab taurat yanag dekat dengan Islam. Sebab kedua pemeluk agama ini sepakat dalam banyak hal, baik dalam syiar maupun hokum-hukum yang merupakan warisan agama Nabi ibrahim. Beliau mencontohkan, kedua pemeluk agama ini sepakat akan haramnya babi, khamr dan juga ajaran khitan.
Para rabbi yahudi yang bertemu dengan Al Qardhawi antara lain adalah Aharon Cohen, Israel Dovid Weis, Dovid Shalmo Fildman. Mereka menamakan diri dengan yahudi Rabbani, dan menyebut sebagai yahudi anti Zionis. Dalam pertemuan itu mereka mengenakan tulisan, “Saya yahudi, bukan Zionis”. Selain mengunjungi al-Qaradlawi, para Rabbi ini juga mengunjungi stasiun al-Jazeera.(bbs/abahzacky)
AS Mengenalkan Partai Politik pada Taliban?
Oleh Althaf pada Senin 23 Maret 2009, 08:36 AM
WASHINGTON (Arrahmah.com) - Seorang pejabat tinggi AS mengatakan Washington sedang mempertimbangkan upaya untuk lebih membawa Taliban ke dalam kancah perpolitikan Afghanistan di tengah-tengah memuncaknya pemberontakan di negara tersebut.
"Kita memiliki tempat untuk diskusi bagi pembentukan partai politik (sebagai salah satu jalan untuk) menuju pemilihan. Hal itu tentu saja sangat bertolak belakang dengan jalan baku tembak kalian untuk memperoleh kekuasaan," kata William Wood, duta besar AS di Afganistan pada Minggu (22/3).
"Pemberontakan, seperti halnya perang... akan berakhir jika ada kesepakatan," kata Wood. Ia menambahkan bahwa "Syarat pokok tersebut akan menjadi bentuk penghormatan pada undang-undang dasar."
Paket usulan kebijakan AS juga membolehkan Taliban menampilkan kandidat dalam pemilihan umum mendatang.
Gagasan lain, seperti mengganti undang-undang dasar Afghanistan dan mengeluarkan tokoh senior Taliban dari daftar hitam PBB, juga sedang dibicarakan, kata Wood.
Perkembangan ini sesuai dengan peninjauan kembali yang dilakukan AS Barack Obama, dimana ia pertama kali mengatakan angkatan perang AS bisa mengadakan dialog dengan pemimpin 'moderat' Taliban dalam rnagka mengakhiri pemberontakan.
Tetapi, para mujahidin Taliban sudah menekankan bahwa tidak akan pernah ada percakapan apapun sampai AS dan sekutunya menarik tentara mereka dari Afganistan. (Althaf/arrahmah/ptv)
Baku Tembak Dengan Mujahidin Kaukasus, Tentara Rusia Tewas
Oleh Althaf pada Sabtu 21 Maret 2009, 08:18 AM
DAGESTAN (Arrahmah.com) - Aksi baku tembak terjadi antara Mujahidin Dagestan dan pasukan keamanan Rusia di dekat desa Kashura, distrik Karabudakhkentskiy, Dagestan pada hari Kamis (19/3) kemarin.
Baku tembak itu terjadi di sebelah selatan hutan Kakashura, tepatnya sejak pukul 14.00 waktu setempat.
Polisi dan tentara Rusia menggunakan helikopter dan menembakkan RPG dan roket terhadap 10-15 unit Mujahidin, juru bicara FSB mengatakan. Satu tentara dan seorang penembak dari pihak Rusia terluka ketika Mujahidin menyerang helikopternya dengan serangkaian tembakan. Tiga orang personil keamanan ikut terluka, ujar juru bicara kepolisian.
Mujahidin sengaja memilih waktu malam hari untuk melakukan penyerangan. Karena biasanya angkatan perang Rusia menghentikan operasinya ketika hari mulai gelap.
Desa Kakashura terletak 30 km dari Makhachkala, terletak di distrik yang sama dengan Gubden, yang juga menjadi tempat operasi anti-Mujahidin yang dideklarasikan oleh Rusia. (Althaf/arrahmah/tum)
0 komentar:
Posting Komentar