Rabu, 06 Februari 2008

At-Ta'liiq al-Mukhtashar al-Mufiid 'alaa Kitaab at-Tauhiid Li Syaikh al-Islam Muhammad ibn Abdil Wahhab Rahimahullah (Ta'liif: Shalih ibn Fauzaan) (2)


Firman Allah dalam surat an Nahl:36

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (٣٦)

Kosa Kata:

Ba'atsnaa: Berarti mengutus dan medelegasikan.

Kullu ummatin: Setiap thaifah, setiap qarn (abad), dan setiap generasi dari kalangan manusia.

Rasuulan: Rasul adalah orang yang menerima sebuah syariat melalui perantaraan wahyu dan dia diberi mandat untuk menyampaikan syariat tersebut.

U'budullaaha!: Beribadahlah hanya kepada-Nya!

Wajtanibuu!: Tinggalkan dan jauhi!

Ath-thaghuut: Derivasi dari kata ath-Thughyaan yaitu melampui batas. Siapa saja yang melampui batas -apapun bentuknya- dia adalah thagut.

Makna ayat secara global:

Allah memberitahukan bahwa Ia telah mengutus kepada manusia di setiap thaifah dan zaman seorang rasul, yang berdakwah kepada mereka untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada selain Allah. Allah senantiasa mengutus rasul secara kontinyu sejak bermulanya terjadi kasyirikan pada masa nabi Nuh sampai diakhiri oleh masa nabi Muhammad.

Korelasi ayat dengan bab:

Dalam ayat tersebut terdapat keterangan bahwasanya dakwah kepada tauhid dan larangan terhadap syirik adalah urgensitas seluruh rasul.

Fawaaid ayat:

1) Hikmah pendelegasian para rasul adalah untuk menyeru kepada tauhid dan melarang syirik;

2) Sesungguhnya dien semua nabi itu sama, yaitu ikhlas beribadah hanya untuk Allah, walaupun syariat mereka berbeda.

3) Bahwasanya risalah islam ini umum untuk seluruh umat, dan hujjah telah tertunaikan bagi setiap hamba;

4) Agungnya perkara tauhid, dan bertauhid diwajibkan untuk segala umat;

5) Dalam ayat tersebut terdapat penjelasan an-nafyu wal itsbaat yang tercantum dalam kalimat laa ilaaha illallah. Ayat ini merupakan dalil bahwa belum tegak tauhid kecuali dengan merealisasikan keduanya (nafyu dan itsbaat). Hanya dengan mengamalkan nafyu-nya saja belum dihitung sebagai orang yang bertauhid. Begitu pula, hanya dengan mengamalkan itsbaat-nya saja juga belum termasuk orang yang bertauhid.

0 komentar:

 
.