Desember 30, 2007
Sesaat kemudian, wanita berusia 54 tahun itu menuruni tangga podium dan memasuki mobilnya, Land Cruiser warna putih. Terlihat di lengan kanannya emblem berwarna merah bertuliskan “Yaa Ali” yang menunjukkan siapa Benazir sesungguhnya, seorang Syi’ah Rafidah yang berhaluan politik sekuler. Sejenak kemudian Benazir Bhutto kembali memenuhi keinginan pengikutnya melambaikan tangannya dari sun roof mobilnya. Pada detik itulah, seorang Mujahid Al Qaida mengarahkan senjatanya dan menembak Bhutto tepat di bagian dada dan lehernya sesaat ketika Bhutto hendak masuk ke mobilnya. Setelah menembak Bhotto, sang Mujahid menarik pemicu bom di rompinya dan melakukan aksi Istisyhadah. Allahu Akbar! Duaaarrr…
Mengapa Membunuh Bhutto?
Mustafa Abu Al Yazid, komandan Al Qaidah
Perlu diketahui, Al Qaidah tidak pernah dan tidak akan pernah membunuh seorang muslim, sebagaimana banyak difitnahkan belakangan ini. Dalam sebuah Press Release yang dilansir oleh Pusat Media Al Qaidah, Al Fajr, Pimpinan Pusat Al Qaidah menjelaskan ketidakterlibatan mereka terhadap Tragedi Peledakan di Masjid-Masjid. Berikut kutipannya :
“Berangkat dari kewajiban kami untuk memberikan penjelasan dan menyingkirkan keraguan, kami dari organisasi Jihad Al-Qa’idah menegaskan bahwa kami berlepas diri dari pembunuhan terhadap kaum muslimin tanpa alasan yang benar di mana saja. Apalagi terhadap orang-orang yang mengerjakan sholat di rumah-rumah Allah. Dan bahwa kami tidak memiliki hubungan sama sekali dengan peledakan yang terjadi beberapa hari yang lalu di sebuah masjid “Jihar Shada” di
Dan kami tegaskan lagi bahwa kami menghindari target-target kami yang berada di masjid-masjid dan di tempat-tempat yang dipenuhi dengan kaum muslimin, dan kami melarang melakukannya. Hal itu untuk menjaga darah kaum muslimin dan sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian masjid. Berapa banyak target-target kami yang syah secara syar’i namun kami tinggalkan dan kami urungkan dalam rangka menjaga kesucian ini.
Inilah cara-cara yang kami tempuh di setiap tempat. Kami nasehatkan kepada mujahidin di setiap tempat di
dan Segala Puji bagi Allah, Rabb semesta Alam. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya dan para shahabatnya.”
Siapakah Benazir Bhutto ? Betulkah dia seorang Syi’ah ? Benazir Bhutto merupakan anak sulung Zulfikar Ali Bhutto, mantan Perdana Menteri
Dosa kekafiran yang parah yang telah dilakukan oleh Benazir Bhutto adalah permusuhannya dengan Islam dan kaum muslimin, terutama Mujahidin. Benazir Bhutto yang mendapat pendidikan sekuler di
Apa Kata Dunia ?
Apa kata dunia mengenai kematian Benazir Bhutto? George Bush, gembong kuffar dunia dengan penuh emosi langsung menyampaikan duka cita rakyat Amerika atas kepergiaan salah seorang sekutu setianya yang sebenarnya ingin dijadikan pemimpin baru di
Faktanya, kematian Bhutto ‘membelah’ dunia hanya kepada dua camp saja, mendukung dan bersama Bush yang kufur serta sekutu-sekutu setianya, termasuk Benazir Bhutto atau bersama mereka yang dicap teroris, yakni mujahidin dan kaum muslimin, serta seluruh pendukung-pendukungnya.
Di Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Benazir di Kantor Presiden,
Ketua Umum DPP PAN mengecam keras tindakan pembunuhan Benazir Bhutto, sebagaimana dikatakannya di sela-sela acara refleksi akhir tahui PAN di Warung Kopi PAN, di Warung Buncit, Jum’at (28/12/2007). PAN menilai siapa pun dalang pembunuhan ini adalah pembunuh berdarah dingin yang harus dihukum seberat-beratnya.
Senada dengan PAN, PKS melalui Sekjennya, Anis Mata dalam perbincangan dengan Detikcom, Sabtu (29/12/2007) mengutuk tindakan pembunuhan terhadap putri mantan PM Pakistan Zulfikar Ali Bhutto ini. “Tindakan Pembunuhan itu adalah tindakan yang tidak beradab, PKS juga mengutuk tindakan tersebut,” pungkasnya. Mereka satu sama lain sama saja, meskipun berpecah belah orang kafir itu satu dalam kekafirannya, inilah buktinya, mereka menagisi kematian temannya yang kafir itu.
Di pihak orang-orang beriman, kematian Bhutto disyukuri dan bahkan diperingati layaknya hari raya. “Hari ini seperti hari ‘Ied bagi kaum Muslimin di seluruh dunia, terutama bagi orang-orang yang memahami makna Al Kufru Bit tawaghit. Hari ini kami mendengar salah satu tawaghit di bumi ini, setelah terus menerus mendeklarasikan perang kepada Islam dan kaum Muslimin, dan secara terang-terangan mengutuk sekolah Islami dan Ulama. Sungguh, berita ini memberikan kegembiraan bagi hati kaum Muslimin. Tetapi sayangnya ada sebagian orang yang bodoh berduka cita atas kematiannya. Benazir Bhutto adalah seorang Ismaa’ili dan bahkan bukan Muslimah, selanjutnya masyarakat harus merubah pandangan tentangnya.” Demikian ungkapan Syekh Umar Bakri Muhammad, ulama Ahlus Sunnah asal Syiria yang dilansir situs Al Muhajirun.com dengan judul “Kematian Bhutto : Hari Kegembiraan”
Sementara itu, situs media Ar Rahmah mengambil tajuk “Musuh Islam Itu Telah Pergi Untuk Selamanya” juga mengungkapkan kegembiraannya atas kematian musuh Islam tersebut. ” Dan begitulah akhir dari kehidupan Musuh Islam, mati dalam keadaan tidak terhormat, dan semoga kejadian ini bisa menjadi iktibar kepada seluruh Pemimpin-pemimpin yang membawa bendera thaghut, dan semua yang menjadi budak dan anjing kepada Amerika dan antek-anteknya”, demikian ungkapan dalam artikel situs media yang berslogan Filter Your Mind, Get The Truth tersebut.
Bahkan dalam forum Komentar Pembaca di situs tersebut seorang pembaca menyampaikan pendapatnya sebagai berikut : ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD. Semoga kalian dapat tersenyum di Sisi Allah ArRahman, wahai para Syuhada Afghan dan Pakistan, Ini untuk engkau Ya Sheikh Abdullah Yusuf Azzam. Ini Untuk engkau, Wahai Presiden Zia Ul Haq. Sungguh di Akhirat akan ada percakapan antara Penduduk Firdaus dan Penduduk Jahim.
Kematian Benazir Bhutto, dan Masa Depan
Mengomentari kematian Benazir Bhutto memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya negara
Negara
Sayangnya, idealisme negara Islam masih menjadi pertanyaan besar dan menjadi bahan perdebatan serta tarik menarik antara kaum sekuler nasionalis dengan aktivis Islam. Sebagian orang masih mempertanyakan, eksistensi keislaman dalam masyarakat
Dalam sejarahnya,
Kekuasaan Zia pada dasarnya ingin mengembalikan
Zia Ul-Haq memimpin atau menjadi presiden Pakistan lewat sebuah kudeta tak berdarah, menumbangkan pemerintahan Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto yang sebelumnya memimpin Pakistan dengan faham sekuler nasionalis. Setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Bhutto, Zia menyampaikan pidato nasional dimana dia menyampaikan alasannya melakukan kudeta. “Ketika pemimpin politik gagal menyelematkan negara dari krisis adalah dosa besar yang tak terampuni apabila kekuatan militer hanya duduk menonton berpangku tangan. Inilah alasan utama mengapa pihak militer melakukan intervensi.”
Dia juga menegaskan bahwa tujuan utamanya melakukan kudeta bukan karena ambisi politik atau militer ingin dijauhkan diri dari tugas kemiliteran. Saya telah menerima tantangan ini sebagai prajurit Islam yang sejati. Tujuan murni saya hanya ingin mengorganisir pemilihan yang adil dan bebas yang akan diadakan pada bulan Oktober tahun ini.”
Akhirnya, prajurit Islam sejati ini benar-benar membuktikan diri sebagai prajurit sejati. Pada tanggal 2 Desember 1978 bertepatan dengan 1 Muharram 1399 Hijriah, dia menyampaikan pidato penerapan Nizam al-Islam kepada rakyat secara resmi.
Namun, semangat dan keterusterangan Zia Ul-Haq mendapat tantangan serius dari para Jenderal Sekuler
Apa yang dilakukan Pervez Musharraf, juga lawan politik Benazir Bhutto tidaklah jauh berbeda, yakni memusuhi Islam dan mujahidin. Serangan Pervez Musharraf di Lal Masjid (Masjid Merah) hanya disebabkan karena mereka, kaum muslimin di Masjid
LAL memiliki keberanian untuk menyuarakan penegakan Syari’ah dan karena mereka secara fisik mencegah kemungkaran di tengah masyarakat
Hal ini pulalah, yakni memusuhi Islam dan kaum muslimin (mujahidin) yang secara konsisten disuarakan oleh Benazir Bhutto. Jadi, selain dia adalah seorang Syi’ah, Benazir Bhutto jelas-jelas mendukung dan komitmen kepada syirik demokrasi dan anti kepada syariat Islam dan memusihi Ahlut Tauhid dan para Mujahidin. Atas tindakannya ini, maka dia bisa diberi status murtad.
Dengan demikian meskipun sebagian pendukung Benazir Bhutto di Iran, Pakistan, dan Iraq dan beberapa negeri muslim sekarang sedang meratap menangisi kematiannya, maka sebenarnya seorang Ahlut Tauhid, seorang muslim yang sejati dan memiliki Al Wala’ wal Baro’ yang lurus sedang bersuka cita dengan kematian salah satu pemimpin tawaghit ini.
Bahkan kematian Benazir Bhutto seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pemimpin di seluruh dunia, terutama pemimpin-peminpin negeri-negeri kaum muslimin, apakah dia lebih memilih untuk menerapkan hukum-hukum sekuler kufur dan dengan begitu dia akan mendapat ridho dari Amerika dan sekutu-sekutunya. Atau dia lebih memilih untuk menerapkan syari’at Islam, hukum Allah SWT yang tidak hanya akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat akan tetapi juga menyelamatkan masyarakat dan bangsanya bahkan menyelamatkan seluruh penduduk di muka bumi ini. Karena Islam adalah Rahmatan lil ‘Alamein.
Wallahu’alam bis showab! (MFhry/arrahmah.com/editing infjhd)
0 komentar:
Posting Komentar